GARUDA MERAH

"KAMI BUKAN PRAJURIT YANG HEBAT TETAPI KAMI ADALAH PRAJURIT YANG TERDIDIK DAN TERLATIH"

Kamis, 31 Maret 2016

PRAJURIT YONIF 403/WP LATIHAN MENEMBAK SENJATA RINGAN TRIWULAN I TA. 2016 DI LAPBAK SENTOLO, KULONPROGO



Sleman (30/03/2016).         Meskipun status sebagai anggota TNI tetap saja harus sering latihan menembak, sebab menembak diperlukan latihan khusus sehingga jika diperlukan semua anggota TNI mempunyai kesiapan secara mental dan teknis juga.

Kegiatan menembak senjata ringan setiap triwulan yang rutin dilakukan Prajurit Yonif 403/WP tersebut digelar di Lapangan Tembak Sentolo, Kulonprogo mulai tanggal 28-30 Maret 2016, Rabu (30/03). Danyonif 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si., menyebutkan kegiatan tersebut untuk melatih profesionalisme prajurit dalam bidang latihan.

Latihan ini untuk membentuk mental dalam melakukan tindakan represif,” kata Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si.
Danyon berharap, anggota TNI khususnya Prajurit Yonif 403/WP untuk latihan menembak agar bisa lebih profesional untuk mengatasi hal yang represif atau insidentil yang harus segera diatasi. Latihan menembak ini mengambil jarak 200 m dengan sikap Tiarap dan Duduk ditambah TTC (Tembak Tempur Cepat) jarak 50 m serta tembak pistol jarak 25 m.

“Sedangkan jenis senjata yang dipakai adalah SS1 V1 dan pistol (P1 & P2) Pinad, dengan target menghabiskan 80.907 butir peluru SS1 V1 dan 1.638 butir peluru pistol,” kata Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si.

Dalam Latihan menembak senjata ringan tersebut, turut hadir Kasiopsrem 072/Pmk Kolonel Inf Surya Wibawa Suparman. Beliau menyampaikan bahwa tugas utama prajurit Yonif 403/WP adalah latihan dan latihan karena latihan dapat membentuk karakter prajurit yang sejati agar siap dalam menjalankan tugas sehari – hari, oleh sebab itu TNI - AD khususnya Prajurit Yonif 403/WP harus siap di tugaskan di medan yang sulit sekalipun dan bagi prajurit yang nilai nembaknya dibawah 90 maka prajurit tersebut harus berbivak di Lapbak Yonif 403/WP sebagai wujud pembinaan agar mereka bisa meraih nilai yang diharapkan serta untuk melaksanakan ijin seperti ijin bermalam, cuti, dll maka prajurit tersebut diberikan syarat berupa Renang Militer harus bisa, nilai nembak minimal 90, ilmu medan harus bagus, dll tegas Kolonel Inf Surya. (supri_ops 403).

Dokumentasi Giat Bakjatri Tw I Yonif 403/WP :


 

Minggu, 27 Maret 2016

YONIF 403/WP MELAKSANAKAN LATTIS TINGKAT REGU



Sleman (27/03/2016).         Dalam rangka memelihara mutu tempur satuan di jajaran Yonif 403/WP, terutama satuan tingkat regu maka diperlukan penyelenggaraan latihan taktis tingkat regu (Lattis Tingkat Regu) yang efektif dan efesien sehingga mencapai hasil yang berdaya guna dan optimal.

Untuk mencapai target sasaran sebagai prajurit satuan tempur yang memiliki kualitas profesionalisme, Yonif 403/WP menggelar latihan taktis tingkat regu (Lattis Tingkat Regu) selama sepekan mulai tanggal 19 Maret 2016 s.d. 26 Maret 2016. Latihan Taktis tingkat regu yang diikuti sebanyak 324 prajurit terdiri dari Kompi Senapan A, Kompi Senapan B, Kompi Senapan C dan Kompi Bantuan serta Kompi Markas dilaksanakan di daerah latihan  Banaran, Wleri serta Kemuning, Wonosari, Gunungkidul dengan materi latihan Patroli, Patroli Penyergapan, Patroli Keamanan, Sermukim, Gap Mukim dan Regu Morse dalam operasi lawan insurjen.

Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si, disela - sela memimpin jalannya latihan menjelaskan, bahwa latihan  taktis tingkat regu ini dilaksanakan memiliki tujuan untuk mengukur tingkat kesiapan tempur khususnya Regu Senapan (Rupan),  sekaligus menilai keberhasilan latihan satuan tingkat Regu Senapan yang telah dilaksanakan dalam rangka Proglatsi, khususnya bidang teknik dan taktik bertempur, kerja sama dan kepemimpinan lapangan.

“Dalam UST ini pula, diharapkan prajurit mampu menerapkan dan mengimplementasikan seluruh materi latihan yang sudah dilaksanakan selama ini di kesatuan. Dengan Lattis Tingkat Regu ini tentu saja untuk meningkatkan kemampuan tempur prajurit Yonif 403/WP sebagai satuan tempur,” tegas Danyonif 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si.

Dalam kesempatan ini, Danyonif 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si  memberikan penekanan kepada setiap prajurit agar menguasai setiap materi baik dari segi teknik maupun taktik guna menjalani latihan tahap berikutnya yaitu Uji siap Tempur tingkat Peleton. (supri_ops 403).


Dokumentasi Giat Lattis Tingkat Regu Yonif 403/WP :








 

Selasa, 22 Maret 2016

HUT KE - 70 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA
KOREM 072/PAMUNGKAS GELAR LOMBA VOLI DI YONIF 403/WP

Sleman (22/03/2016). Dalam rangka memperingati HUT ke-70 Persit Kartika Chandra Kirana tahun 2016, Korem 072/Pamungkas menggelar pertandingan bola voli antar Persit di jajaran Korem 072/Pamungkas. Tim tersebut antara lain dari Tim Voli Korem 072/Pmk, Kodim 0705/Magelang, Kodim 0706/Temanggung, Kodim 0707/Wonosobo, Kodim 0708/Purworejo, Kodim 0709/Kebumen, Kodim 0729/Bantul, Kodim 0730/Gunung Kidul, Kodim 0731/Kulonprogo, Kodim 0732/Sleman, Kodim 0734/Yogyakarta, Disjan 1, Disjan 2 dan Yonif 403/Wirasada Pratista. Turnamen berlangsung di lapangan bola voli Kompi Markas dan Kompi Senapan – A Yonif 403/WP, Kentungan, Sleman, Selasa (22/3/2016).

Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Koorcab Rem 072 PD IV/Diponegoro, Ny Stephanus Tri Mulyono mengatakan, pertandingan bola voli mempunyai beberapa tujuan antara lain mencari bibit - bibit pemain bola voli untuk dijadikan pemain Persit cabang, sehingga bila ada pertandingan antar kodim atau antar Korem tingkat Kodam, maka Korem 072/Pamungkas sudah memiliki pemain yang siap bertanding.

"Dengan diselenggarakannya pertandingan bola voli antar cabang jajaran Korem 072/Pamungkas ini kiranya sebagai agenda hiburan bagi ibu - ibu Persit yang sehari - harinya disibukkan dengan urusan rumah tangga, sekaligus memeriahkan HUT ke-70 Persit," terang Ny. Stephanus.

Ditambahkannya, dengan lomba ini pula sebagai wahana silaturahmi antar istri prajurit untuk lebih kenal dan akrab lagi. Selain lomba bola voli, peringatan HUT Persit kali ini juga dilakukan serangkaian kegiatan, di antaranya anjangsana dan donor darah.
Di tengah perlombaan bola voli, tampak Danrem 072/Pamungkas Brigjend TNI Stephanus Tri Mulyono didampingi Danyon 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si., turut menyaksikan jalannya lomba. (supri_ops 403).

Dokumentasi Giat Lomba HUT Persit ke - 70 di Yonif 403/WP.



Selasa, 15 Maret 2016

TRADISI PEMBARETAN PRAJURIT YONIF 403/WP

Sleman (11/03/2016).   Pembaretan adalah bagian dari sisi keprajuritan Tentara Nasional Indonesia yang memang terkait dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia sendiri. Semua itu dimaksudkan agar para prajurit baru dapat memahami betapa berharga dan sucinya pengabdian kepada ibu pertiwi yang seringkali berujung kepada nyawa yang menjadi taruhannya. Simaklah di Yonif 403/WP, walaupun Prajurit Yonif 403/WP telah mendapat baret di kecabangan infanteri namun apabila prajurit tersebut masuk di Yonif 403/WP, statuan Yonif 403/WP memiliki tradisi dan karakteristik tersendiri dalam berbagai hal yang berbeda dengan satuan asalnya maka tradisi pembaretan dan pemasangan Brevet Infanteri tetaplah sakral bagi seorang prajurit Yonif 403/WP. Karena untuk mendapatkan baret dan brevet kebanggaan perlu minimal 3 – 5 bulan menempuh pendidikan kecabangan infanteri untuk memiliki skill dan kemampuan yang memang seperti diakui oleh tentara asing SAMPAI BATAS PUNCAK atau bisa dikatakan SADIS ! Di kecabangan Infanteri, prajurit akan mengalami apa yang disebut dengan Dopper. Belum tentu juga Tentara luar negeri seperti Malaysia, Singapoera, Thailand, USA, dll berani mengikuti latihan Dopper seperti yang dilaksanakan oleh Pasukan TNI.

Biasanya setelah tradisi pembaretan maka diadakan tradisi pengenalan satuan. Disini para prajurit baru dikenalkan kepada kehidupan batalyon / satuan dan senior. Sebenarnya keras itu perlu untuk menempa mental prajurit namun kekerasan yang berlebihan justru berbahaya. Sikap yang keras (bukan kaku) perlu dari seorang pelatih dalam latihan agar prajurit dapat mengerti dan cepat menguasai skill yang diperlukannya. Sikap keras seorang komandan regu, peleton, kompi sangat perlu dalam pertempuran agar motovasi prajuritnya tidak drop.

Tiap satuan di TNI itu unik. Mereka punya sesanti, lambang dan keterkaitan sejarah (legenda) bangsa Indonesia. Satu - satunya organisasi tentara profesional yang mempunyai hal seperti itu di dunia adalah TNI. Multi kultur bangsa Indonesia menyebabkan satuan tempur nya memiliki gerak dan tradisi khas satuan yang beragam.

Sebanyak 59 prajurit Yonif 403/WP pada hari Jum’at tanggal 11 Maret 2015, menyelenggarakan pembaretan bagi yang baru masuk satuan Yonif 403/WP. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap corp infanteri dan semangat nasionalisme serta Pembaretan merupakan bentuk tradisi Koprs Infanteri sebagai implemetasi pembinaan yang memiliki aspek kultural. Pembaretan merupakan momentum penting serta memiliki nilai historis bagi prajurit infanteri.

Jarak yang ditempuh prajurit Yonif 403/WP pada acara tradisi pembaretan tersebut sekitar 40 km dengan beban ransel seberat 5,5 kg, senjata SS1 V1, Helm tempur 3 in 1 serta perlengkapan lainnya yang berada di pinggang. Jarak tersebut dibagi menjadi 4 etape yang harus dilalui oleh prajurit. Setiap etape diperkirakan berjarak 10 km. Adapun Tempat yang dilalui peserta pembaretan Prajurit Yonif 403/WP antara lain sebagai berikut :

1.        Goa Selarong.
Goa Selarong adalah gua bermuatan sejarah yang berlokasi di Dukuh Kembangputihan, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Gua yang terbentuk di perbukitan batu padas ini digunakan sebagai markas gerilya Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830) melawan tentara Hindia Belanda. Pangeran Diponegoro pindah ke gua ini setelah rumahnya di Tegalrejo diserang dan dibakar habis oleh Belanda.
Selarong sendiri merupakan desa strategis yang terletak di kaki bukit kapur, berjarak sekitar enam pal (sekitar 9 km) dari kota Yogyakarta. Setelah Peristiwa di Tegalrejo sampai ke Kraton, banyak kaum bangsawan yang meninggalkan istana dan bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah anak cucu dari Sultan Hamengkubuwono I, II, dan III yang berjumlah tidak kurang dari 77 orang dan ditambah pengikutnya. Dengan demikian pada akhir Juli 1825 di Selarong telah berkumpul bangsawan-bangsawan yang nantinya menjadi panglima dalam pasukan Pangeran Diponegoro. Mereka adalah Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto Suryodipuro, Blitar, Kyai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabei Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.

2.        Monumen Soeharto
Museum Soeharto adalah adalah bangunan bersejarah berbentuk museum yang menyimpan memori dan peninggalan - peninggalan Jenderal Besar TNI Soeharto yang diresmikan pada tahun 2013. Museum ini berdiri di atas tanah milik Soeharto yang terletak di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.        Kompi Senapan C Yonif 403/WP
Kipan C Yonif 403/WP merupakan bagian dari Yonif 403/WP yang keberadaan di Demak Ijo, Sleman. Kipan C adalah kompi terpisah dari Yonif 403/WP.

4.        Monumen Diponegoro
Museum ini dibangun untuk memperingati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa memiliki koleksi sejumlah 195 buah termasuk beberapa peninggalan artefak yang berada di luar gedung seperti tempat wudhu, comboran (tempat minum kuda), yoni dan dinding berlubang (tembok jebol) yang merupakan jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda.
Sebagian besar Koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan seperti keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang, bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda dan panah. Monumen ini merupakan bukti kegigihan Pangeran Diponegoro, seorang putra Sultan Hamengku Buwana III yang pada tahun 1825 - 1830 melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Dinding yang jebol merupakan artefak yang dapat Anda lihat di sana.
Dinding ini dijebol oleh sang pangeran dengan tangan kosong untuk meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda. Selain itu, Anda juga bisa melihat beragam koleksi seperti kereta, tempat makanan kuda, serta senjata yang pernah digunakan olehnya dan pasukannya.

5.        Benteng Vredeburg
Beteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia. Pada tanggal 7 Pebruari 1966 Beteng Vredebug merupakan markas Yonif 403/WP, sedangkan untuk kompi – kompinya berada di kentungan bekas asrama L yang telah dibubarkan.

6.        SMP N 4 Yogyakarta
Secara geografis, SMP 4 Yogyakartaterletak di tengah-tengah kota Yogyakarta dekat dengan pusat wisata budaya Kraton, 500 m dari pusat perdagangan Malioboro, dan dekat pusat pemerintahan Kota maupun Propinsi. Tepatnya terletak di jalan protokol (Jl. Hayam Wuruk 18 Yogyakarta). SMP N 4 Yogyakarta merupakan tempat dimana diresmikannya Yonif 403/WP. Yonif 403/WP merupakan Batalyon Infanteri C yang merupakan peleburan dari Yonif 437 di Purworejo, Yonif 438 di Yogyakarta, Yonif 445 di Surakarta dan Yonif 447 di Klaten. Pada tanggal 1 Agustus 1965, dalam suatu upacara di alun – alun SMP N 4 Yogyakarta diresmikanlah Yonif 403/WP.
  
7.        Yonif 403/WP
Yonif 403/WP merupakan satuan tempur yang berada di bawah Kodam IV/Diponegoro. Batalyon tersebut berada operasional Korem 072/Pamungkas. Markas Yonif 403/WP berada di Jalan Kaliurang km 6,5 kentungan.

Setelah tiba di Mako Yonif 403/WP, peserta tradisi pembaretan melaksanakan upacara penyematan Brivet Infanteri yang dipimpin langsung oleh Danyonif 403/WP Mayor Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si. Hadir dalam upacara tersebut Wadanyonif 403/WP Mayor Inf Yoga Yastinanda, Pa Staf Yonif 403/WP, Jajaran Danki Yonif 403/WP serta perwakilan prajurit Yonif 403/WP. Upacara tersebut dilaksanakan di depan tugu Yudha Bakti Yonif 403/WP.

Ditempat terpisah, selaku Komandan Latihan Pembaretan Kapten Inf Rajiko mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut seluruh peserta pembaretan melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat kejuangan terbukti pada waktu di Monumen Soeharto, biarpun capek dan lelah mereka sangat antusias menyaksikan film documenter perjuanagan Bapak Soeharto. Tidak terlihat wajah lelah pada peserta pembaretan. Hal itu mereka lakukan dengan ikhlas dan suatu tradisi corps infanteri yang harus mereka tempuh agar bisa menjadi bagian dari Yonif 403/WP.

Acara tersebut berakhir sekitar pukul 02.20 WIB, kemudian dilanjutkan menuju ke kompi masing – masing untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya. (spr_ops 403).



Dokumentasi giat pembaretan Yonif 403/WP :